Saturday, April 10, 2010

APA SYARAT CERITA YANG BISA DIFILMKAN??? Bag 2

Jika pada postingan lalu yang dibahas adalah tentang unsur dramatik dalam cerita, nah sekarang mari kita bahas syarat kedua yang wajib dimiliki sebuah cerita agar bisa diadaptasi menajdi skenario film, yaitu:
PROBLEMA UTAMA YANG KUAT

Cerita adalah kisah tentang perjuangan Protagonis dalam melawan/mengataso problema utamanya (Main Problem). Dalam  perjuangan tersebut akan muncul sejumlah hambatan dan kesulitan yang menimbulkan problema-problema baru. Sekian problema yang bermunculan itu bisa saja tersingkir dalam perjalanan cerita, terselesaikan atau mengecil, tapi problema utama barulah akan berakhir pada akhir cerita. 

Problema Utama ini umumnya akan muncul pada permulaan cerita. Terkadang juga sengaja disembunyikan dulu untuk memancing Rasa Ingin Tahu penonton. Tapi PROBLEMA UTAMA HARUS ADA. Problema utama inilah yang mendorong terjadinya cerita. Problema Utama Oedipus Rex adalah adanya takdir yang menggariskan bahwa Oedipus akan kawin dengan ibunya dan membunuh bapaknya. Oedipus menentang takdir itu, maka terjadilah cerita, yakni perjuangan dia agar takdir tidak terjelma. Problem utama Romeo dan Juliet adalah saling jatuh cintanya dua remaja yang berasal dari dua keluarga yang saling berseteru. Problema Utama Perang Kemerdekaan Bangsa Indonesia adalah penolakan pihak Belanda atas keinginan  bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa merdeka. Kisah problema utama perang kemerdekaan Indonesia ini terdiri dari berbagai pertempuran di mana-mana, perundingan-perundingan, problem intern tentara kita, pengkhianatan PKI di Madiun, dan sebagainya.

PROBLEMA UTAMA ITU HARUS KUAT, sehingga penonton bersedia meluangkan waktunya yang berharga untuk mengikuti kisah si Protagonis menyelesaikan Problema Utamanya itu, sampai akhir cerita.

Apa Syarat yang Bisa Membuat Problema Utama Kuat?
Problema Utama itu HARUS MEMPUNYAI PERTARUHAN YANG BESAR, yang akibatnya fatal kalau tidak bisa diatasi. Oedipus akan mengalami nasib fatal kalau dia tidak bisa melawan takdir, karena dia harus membunuh ayahnya dan mengawini ibunya. Beda kalau umpamanya Problema Utama Oedipus hanya ditakdirkan terserang penyakit kurap eksim pada usia sekian (XD Ada2 aja mah ni Yusa Biran). Perjuangan Oedipus untuk menghalangi terjadinya takdir demikian itu tidak akan menarik perhatian penonton, bahkan tidak bakal dibikin cerita oleh Sophokles, meskipun kisah untuk menyembuhkan penyakit kurap itu tentaranya harus mencari daun dadap sampai ke negeri Cina. Karena kalaupun penyakit kurap itu tidak teratasi, risikonya tidak fatal. Paling-paling Oedipus sang Raja banyak garuk-garuk sekedar agak kurang etis kalau sedang di atas singgasana tangannya garuk sana garuk sini.

Risiko fatal Problema Utama tidaklah harus yang berdarah-darah atau runtuhnya wibawa sang Maharaja, atau runtuhnya bangsa. Bisa saja resikonya adalah rusaknya harga diri seorang Ketua RW di hadapan para warganya seperti dalam skenario film pendek IQRO' (hehehe promosi skenario sendiri.) Skenario ini dibuat secara keroyokan oleh Neko, Risma, dan Mbak Elshie UKMP untuk event lomba IMD The Sequel di UI. 

IQRO' merupakan sebuah kisah konyol yang bercerita tentang seorang lelaki yang disegani di lingkungannya, Pak Agus Daiman (40), sang Pak RW. Ia adalah seorang lelaki yang kharismatik, selain itu ia juga disegani karena anak semata wayangnya yang bernama Risma (23), merupakan kampiun kompetisi-kompetisi qira'ah tingkat nasional, bahkan seorang hafidzah. Sang Ayah memang sangat disiplin dalam menerapkan pendidikan agama dalam keluarganya. Namun, di balik itu semua ternyata sebenarnya beliau justru tidak bisa mengaji! Risma diceritakan sudah sering berusaha membujuk ayahnya untuk belajar mengaji, tapi Pak Agus selalu mengelak.
Alasan yang ia pakai untuk menghindar saat diajari mengaji adalah karena ia sudah tua, sehingga sulit mengingat huruf-huruf Al-Qur'an.

Konyolnya, sebagai Pak RW ia selalu dihadapkan dengan keharusan untuk memimpin acara-acara keagamaan, seperti memimpin sholat, membaca doa saat pembukaan pengajian, dan tilawah Al-Qur’an di acara tasyakuran warganya. Karena ia gengsi ketahuan tidak bisa mengaji oleh warganya, ia selalu berusaha
menghindar sekuat tenaga. Ia juga sengaja datang terlambat pada shalat-shalat jamaah di mushola karena takut akan ditunjuk menjadi muadzin atau bahkan imam.

Rahasia Pak Agus mulai terancam justru ketika Risma akan menikah. Orangtuan Akbar (nama calon suami Risma) mengira kehebatan Risma dalam berqiraah tentu menurun dari bapaknya dan memohon Pak Agus untuk bertilawah Al-Qur'an pada acara ijab kabul. Pak Agus tentu saja tidak sanggup menolak, karena dengan begitu rahasianya akan ketahuan. Problema Utama Pak Agus menjadi semakin kompleks ketika tiba-tiba Risma ngambek dan mengancam akan membatalkan ijab-kabul jika sang Ayah tidak menuruti permintaan itu. Padahal, tanggal akad nikah sudah ditentukan okeh kedua keluarga itu, akan diadakan 2 minggu lagi. Akhirnya dengan waktu yang sangat terbatas, Pak Agus terpaksa harus pontang-panting belajar mengaji secara kilat. Tentunya dengan sembunyi-sembunyi agar para warganya tetap tidak mengetahui rahasia terbesar dalam hidupnya, TIDAK BISA MENGAJI^^ 

Simple kan? ^_~

Nah, syarat berikutnya agar suatu cerita bisa diadaptasi menjadi skenario film adalah Fisibel Dituturkan Secara Filmik. Cerita macam apa itu? Wait for the next post =D 

Materi ini diambil dengan sedikit perubahan dari 
  H. Misbach Yusa Biran. (sang Maestro Perfilman Indonesia)

0 comments:

Post a Comment